KataMini

KataMini

Jumat, 23 Juli 2010

Sebuah Awal Mula

“Sebermula adalah kata”
(Sapardi Djoko Damono)

—1

Sebuah awal mula adalah sebuah langkah percobaan. Demikian juga KataMini. KataMini mencoba membuka ruang-ruang bagi penulis atau pengarang muda yang tertarik dalam penulisan sastra. Buletin ini juga merupakan tanggapan terhadap minimnya ruang-ruang bagi penulis atau pengarang muda. Setidaknya pada sebuah awal mula ini, KataMini dapat menjadi sebuah perangsang gagasan baru dalam dunia sastra Indonesia.
Sejak awal mula, Kesusastraan Indonesia tumbuh melalui media-media cetak seperti koran dan majalah. Pada masa sebelum perang, koran-koran, seperti Medan Prijaji, menampilkan cerita-cerita bersambung. Majalah Poedjangga Baroe juga meramaikan perdebatan tentang arah kebudayaan Indonesia dan merupakan majalah yang berpengaruh pada masa Pujangga Baru. Pada masa setelah perang, majalah Kisah, Siasat, dan Horison menjadi suar bagi kesusastraan Indonesia pada masanya. Sekarang, Kesusastraan Indonesia bersuar pada sastra koran dan kelompok-kelompok seniman yang sudah mempunyai nama besar.

—2

Pada Sebuah Awal Mula, KataMini menampilkan beberapa tulisan, di antaranya esai, prosa, puisi, dan tinjauan buku. Pada kolom esai, John Elliot mengutak-atik hakikat sebenarnya sastra adalah “gerak liar”. Ia menyebutkan bahwa, Pikiran-pikiran kata dalam kalimat mesti seliar layaknya pemuda yang terbangun memimpikan perempuan idamannya sambil mematut-matut di depan kolam dan bertanya ke mana bulan pergi ketika siang dan siap membunuh bapaknya jika bapaknya mengawini kekasihnya.

Pada bagian prosa terdapat tiga cerita. Salah satunya adalah Cerita yang Tempias dari dalam Kereta Api. Dalam prosa tersebut, arus putar balik menyelimuti hampir seluruh cerita. Pada bagian puisi, kegelisahan tentang “kelana” menjadi titik tersendiri. Pada bagian terakhir terdapat tinjauan buku Pertempuran Rahasia.

—3

Saya mempunyai imajinasi bahwa KataMini, setidaknya menjadi ruang alternatif dan ke depannya dapat terus dan terus menjadi bagian sastra Indonesia. Mungkin analogi yang tepat untuk menyebut KataMini sekarang adalah Seperti bayi yang kemudian belajar melangkah untuk pertama kalinya.
Selamat menikmati sebuah awal mula.

Depok, 2010

Redaksi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar